Thursday, October 23, 2014

BILANGAN BULAT


Coba kalian ingat kembali materi di tingkat sekolah dasar mengenai bilangan cacah. Bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 ... dan seterusnya. Jika bilangan cacah tersebut digambarkan pada suatu garis bilangan, apa yang kalian peroleh? Misalnya kamu berdiri di atas lantai berpetak. Kamu memilih satu garis lurus yang menghubungkan petak-petak lantai tersebut. Kamu berdiri di satu titik dan ia namakan titik 0 (nol).





Garis pada petak di depannya ia beri angka 1, 2, 3, 4, .... Jika kamu maju 4 langkah ke depan, kamu berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika dari +4 kemudian kamu mundur 2 langkah ke belakang, kamu berdiri di angka +2. Lalu kamu mundur lagi 3 langkah ke belakang. Berdiri di angka berapakah kamu sekarang? Di angka berapa pulakah kamu berdiri, jika ia mundur lagi 1 langkah ke belakang?

Perhatikan bahwa posisi 4 langkah ke depan dari titik nol (0) dinyatakan dengan +4. Demikian pula posisi 2 langkah ke depan dinyatakan dengan +2. Oleh karena itu, posisi 4 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan dengan –4. Adapun posisi 2 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan dengan –2.

Pasangan-pasangan bilangan seperti di atas jika dikumpulkan akan membentuk bilangan bulat. Tanda + pada bilangan bulat biasanya tidak ditulis. Kumpulan semua bilangan bulat disebut himpunan bilangan bulat dan dinotasikan dengan B = {..., –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, ...}.

Bilangan bulat dapat juga digambarkan pada garis bilangan. Perhatikan gambar garis bilangan pada diagram berikut ini.

 LES PRIVAT SURABAYA | LBB PRIVAT SURABAYA | BIMBEL SURABAYA




Friday, October 17, 2014

LAJU REAKSI - ORDE REAKSI I |

Orde Reaksi

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3.
Contoh soal:
Dari reaksi 2NO(g) + Br 2 (g) → 2NOBr(g)
dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:
No.         (NO) mol/l          (Br 2 ) mol/l        Kecepatan Reaksi
mol / 1 / detik
1.            0.1          0.1          12
2.            0.1          0.2          24
3.            0.1          0.3          36
4.            0.2          0.1          48
5.            0.3          0.1          108
Pertanyaan:
a. Tentukan orde reaksinya !
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah sebagai berikut: V = k(NO) x (Br 2 ) y : jadi kita harus mencari nilai x den y.
Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2 tidak berubah, yaitu data (1) dan (4).
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik 4 kali maka :
2 x = 4 → x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br 2 naik 2 kali, sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
2 y = 2 → y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br 2 )
Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO) 2 (Br 2 ) (reaksi orde 3)

b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja misalnya data (1), maka: